Event & News Updates
Minggu, 31 Oktober 2010
Retret wilayah Depok Utara | GKJ Yeremia
keluarga. Beberapa keluarga khususnya anak-anak ditanyai langsung oleh pak Untung perihal kebiasaan dalam keluarga.
Sejarah GKJ Yeremia
Jumat, 04 Juni 2010
MENGHADIRI PASKAH ADIYUSWA SE –SINODE GKJ 2010 SAMBIL BERDARMAWISATA | GKJ Yeremia
I. Pratomojati
GKJ Yeremia Depok"
PENGURUS BARU SEMANGAT BARU | GKJ Yeremia
Di antara komisi kategorial yang sering mendapatkan pujian dari pendeta dan jemaat GKJ Yeremia Depok, Jawa Barat adalah Komisi Adiyuswa. Mengapa demikian? Karena Komisi Adiyuswa yang paling rajin dan konsisten dalam menjalankan kegiatan pelayanannya. Kegiatan yang dilaksanakan sederhana namun mengena dan terlaksana. Kebaktian khusus adiyuswa tiap hari Sabtu minggu I dan III dapat berjalan sepanjang tahun. Kunjungan ke warga adiyuswa yang sakit, duka cita dan jarang bergereja juga diprogramkan. Di bidang kesenianpun demikian, secara rutin eyang putri dan eyang kakung rajin latihan paduan suara untuk mengisi pujian dalam kebaktian minggu.
Dalam kerjasama antargereja juga tergolong aktif. Persekutuan kaum adiyuswa di klasis Jakarta Bagian Barat terbina dengan baik. Tahun 2006 GKJ Yeremia pernah menjadi tuan rumah temu adiyuswa antar GKJ dan GKI Klasis Jakarta. Sebagian warga adiyuswa juga aktif mengikuti kebaktian rutin yang diadakan Komisi Wanita PGIS Depok.
Mengawali tahun pelayanan 2010 ini Komisi Adiyuswa berganti pengurus. Setelah tiga tahun melayani, pengurus lama menyerahkan kepemipinannya kepada pengurus baru. Pengurus baru yang terdiri dari 15 orang itu diketuai oleh Bapak Soemardi. Dilantik tanggal 14 Maret 2010 dalam kebaktian minggu. Jenis kegiatan yang diprogramkan cukup banyak. Mulai dari PA, PD dan Retreat, Kunjungan ke wilayah/ keluarga, Kesenian dan olah raga, Kesehatan, wirausaha dan rapat pengurus. Yang sedang dipersiapkan Komisi Adiyuswa saat ini adalah mengikuti Perayaan Paskah Adiyuswa Sinode GKJ yang direncanakan berlangsung di Purwokerto bulan Mei 2010 yang akan datang.
"PELATIHAN EASYWORSHIP GKJ YEREMIA | GKJ Yeremia
JEMAAT SEHAT GEREJAPUN KUAT | GKJ Yeremia
Liputan Jalan Sehat Keluarga Wil. Depok Utara
Ungkapan “Kesehatan Pangkal Kesuksesan” ada benarnya. Seseorang bisa sukses jika didukung oleh fisik yang sehat. Sebaliknya kesuksesan orang akan terkendala jika tidak didukung oleh kesehatan badan dan rohaninya. Demikian antara lain yang mendasari Wilayah Depok Utara GKJ Yeremia Depok melaksanakan program tahunannya yakni “Jalan Sehat Keluarga” atau jalan santai Selasa, 16 Maret 2010 pas libur nasional. Jika warga jemaat sehat, gerejapun sebagai umat persekutuan di dalam Kristus juga akan kuat.
Mengambil rute seputar Depok Utara lebih kurang 4 km, acara ini diikuti 47 warga yang meliputi semua ketegorial umur. Mulai bayi umur satu tahun hingga kakek/nenek. Hana demikian panggilan akrabnya, putri kel Ignat Deswanto yang berusia satu tahunan merupakan peserta termuda, dengan keretanya ia menikmati dorongan bapak/ibunya. Demikian juga Bapak Soemardi sebagai peserta paling sepuh mengambil posisi paling depan dalam start. Sebelum start diadakan senam pemanasan dipimpin oleh Bapak Sigit Soegito dan doa oleh Bapak Pendeta. Pukul 06.30 rombongan dilepas oleh Pendeta Eddyson SWN dengan kibaran bendera. Peserta berjalan santai menyusuri jalan Perumnas Depok Utara. Bermula di Jalan Halmahera – Jalan Ketimun – Jalan Kramat Jaya 2 – masuk jalan kampung terus sampai ke Perumnas Depok Utara lagi. Jalan yang dipilih tidak selalu datar dan baik. Karena malam hari sebelumnya hujan ada jalan yang becek. Menjelang masuk Perumnas Depok Utara menuruni lembah dan kemudian naik dengan kemiringan cukup curam.
Rombongan memasuki finish pukul 07.30. Ada hal yang lucu, rombongan terdepan ternyata tidak mematuhi rambu/ petunjuk arah panitia. Memasuki Perumnas Depok Utara umumnya jalan-jalan sudah dikenal, seharusnya dari Jalan Kalimantan masih lurus agar jarak tempuh mencapai 4-5 km. Ee..ternyata karena sudah kenal arah finisnya rombongan terdepan langsung belok jalan Hamahera menuju finish di depan rumah Bapak Tjahyo Samawi. Untung kegiatan ini bukan lomba, jika lomba pasti semua peserta sudah didiskualifikasi…!
Masuk finish peserta disambut dengan minuman kacang hijau dan makanan non-kolesterol lainnya, ada ubi, singkong, pisang, kacang - rebusan semua. Ibu-ibu tampak sigap menyiapkan ‘ubo rampe”nya. Acara yang ditunggu-tunggu adalah pembagian doorprize. Semua peserta dipanggil. Semua dapat kupon, namun tidak semua beruntung, karena banyak tulisan kupon tertulis “Anda belum beruntung”. Yang beruntung segera membuka hadiahnya yang beragam isinya. Ini adalah acara jalan santai yang kedua dilakukan oleh Wilayah Depok Utara. Dijadwalkan tahun ini berlangsung dua kali. Banyak yang mengusulkan kegiatan serupa yang akan datang menempuh jarak yang lebih jauh dan mengambil rute di kampus hijau UI, karena udara dan lingkungannya masih segar dan sudah ada track untuk jalan kaki, mengitari kampus lebih kurang 6-7 km. Sampai jumpa pada acara jalan sehat berikutnya…
(prj)
"PENTINGNYA PERSIAPAN BAGI PETUGAS KEBAKTIAN | GKJ Yeremia
Di gereja pun demikian. Kita punya liturgi yang urutannya sudah jelas, unsur apa yang harus ada dalam liturgi sudah baku. Namun dalam pelaksanaannya masih sering dijumpai kekeliruan petugas kebaktian yang sebenarnya tidak perlu terjadi kalau sebelumnya sudah dipersiapkan dengan matang. Memang GKJ Yeremia dirasakan ‘lebih maju’ dibandingkan dari GKJ lainnya dilihat dari pembagian petugas kebaktian. (Penulis sewaktu liburan Natal 2009 mengikuti kebaktian di daerah, petugas kebaktian masih dipimpin langsung oleh pendeta/ pengkotbah). Sudah lebih dari lima tahun terakhir GKJ Yeremia menggunakan liturgi sendiri. Ada liturgi Minggu I-V yang digunakan setiap bulannya (GKJ lain banyak yang hanya Minggu I-III). Dalam kebaktian tiap minggu selalu ada pembagian tugas kebaktian. Majelis ada petugas pengkotbah, pengantar, liturgos, petugas persembahan, penghitung jemaat dan penerima tamu. Unsur jemaat ada petugas organis, pemandu lagu, petugas LCD, kolektor persembahan, petugas sound system dll. Jadi, dari sisi pembagian tugas majelis dan jemaat dalam kebaktian sudah komplit. Tinggal persiapan petugas yang perlu lebih disiapkan. Mengapa harus lebih disiapkan dengan baik? Karena dalam gereja/ kebaktian apa yang kita lakukan bukan semata-mata untuk manusia tetapi untuk melayani Tuhan. Jadi apa yang kita lakukan dalam kebaktian adalah yang terbaik. Adanya pembagian tugas dalam kebaktian di GKJ Yeremia Depok, merupakan ajang pembelajaran untuk dapat tampil dan berkreasi sebaik mungkin. Kebaktian tidak dimonopoli pengkotbah, masing-masing petugas dapat menunjukkan penampilan primanya di hadapan Tuhan dan jemaat. Jemaatpun juga demikian, sampai di gereja handphone disetel ‘silent’ atau getar saja. Tidak perlu dimatikan, karena ke depan banyak yang membawa HP tidak hanya untuk telepon tetapi juga berisi Alkitab yang bisa dibaca setiap saat/ dibaca sewaktu kebaktian. Sistem leksionari mengharuskan jemaat membuka Alkitab lebih cepat dan berulang-ulang, alat elektronik/ netbook/HP adalah salah satu jawabannya. Jemaat juga menjadi pengamat yang baik, siapa tahu dikemudian hari akan menjadi majelis atau petugas kebaktian.
Jangan pernah merasa sudah ahli, sudah berpengalaman, tidak perlu belajar lagi, tidak mungkin membuat kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna, artinya persiapan sebelum pelaksanaan tetap diperlukan. Oleh sebab itu para petugas kebaktian dapat menyiapkan beberapa hari sebelumnya. Untuk petugas yang memerlukan pilihan kata yang baik, jika perlu ditulis. Sebagai petugas membaca tulisan yang seharusnya diucapkan bukan merupakan sesuatu hal yang ‘haram’. Ini penting agar tidak ada poin-poin yang terlewat dan menambah kepercayaan diri. Para petugas khususnya dari majelis juga perlu konsisten. Misalnya dalam liturgi tertulis ‘jemaat berdiri’, maka harus dipersilakan berdiri, karena petugas lain (LCD) biasanya juga sudah menyiapkan tayangan ‘jemaat dipersilakan bediri’. Jangan lupa mempersilakan duduk kembali jika sudah selesai. Jika ini tidak dilakukan akan timbul kebingungan dalam jemaat, ini duduk atau berdiri, mengikuti liturgi atau petugas? Hal sepele seperti ini seringkali jadi ‘rerasan’ di antara jemaat. Intinya persiapan, koordinasi di antara petugas tetap diperlukan. Juga antara organis, pemandu lagu dengan petugas LCD, perlu kejelasan lagu yang dinyanyikan, khususnya untuk nyanyian yang sulit atau yang dinyanyikan berulang-ulang.
Majelis atau tim pendukung kebaktian bisa berinisiatif mengadakan ‘geladi bersih bersama’ petugas kebaktian setiap Sabtu malam. Dengan demikian malam minggu gereja akan ramai didatangi petugas kebaktian, latihan vocal group, paduan suara, organis, petugas LCD dll. Kegiatan ini secara tidak langsung merupakan ajang koordinasi bagi para petugas, saling memberikan masukan dan kritik yang membangun untuk kelancaran kebaktian. Apalagi, bukan tidak mungkin tahun 2010 ini sebagai pengembangan adanya LCD Projector akan dilakukan penayangan secara langsung/ live melalui handycam atau kamera statif, sehingga diperlukan kesiapan petugas kebaktian yang lebih baik lagi.