Laman

Event & News Updates

Minggu, 31 Oktober 2010

Retret wilayah Depok Utara | GKJ Yeremia


Peserta Retreat Wil. Depok Utara bergambar bersama Pdt. Untung Wiyono 

Pengantar
Wilayah Depok Utara tanggal 10-11 Juli 2010 di Villa “Wisma LA” Gadog, Bogor mengadakan kegiatan yang cukup komplit. Kegiatan Retreat 2010 yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan yang biasa dilakukan yaituCeramah tentang Keluarga, Pemahaman Alkitab, Kebaktian Penyegaran Iman, Kebaktian Minggu, Jalan Sehat, Pemilihan Koordinator Wilayah, Aksi Sosial, nonton bareng dan Sambung rasa dan berbagai permainan anak dan dewasa. Total jendral ada sepuluh acara dalam dua hari satu malam. Panitiapun menyiapkan hadiah, cindera mata dan kenang-kenangan yang menarik. Berikut secara lengkap liputannya. Selamat membaca!
Dengan menggunakan kendaraan pribadi dan dua buah minibus Sabtu, 10 Juli 2010 pagi warga wilayah Depok Utara berangkat menuju Villa “Wisma LA” Gadog, Bogor. Perjalanan terasa menyenangkan karena tidak berdesak-desakan. Beberapa keluarga sudah lebih dahulu berada di lokasi untuk mempersiapkan ‘ubo rampe’nya. Walau sempat terjebak macet menjelang pintu tol Ciawi, namun rombongan sampai di tempat setengah jam lebih cepat dari rencana.
Walaupun sebagian besar warga wilayah Depok Utara sudah pernah di villa milik Kel. Jumadi Wiyono ini, namun sekarang vilanya sudah lebih lengkap. Vila empat lantai ini diperluas dengan bangunan di sebelahnya menjadikan jumlah kamar menjadi banyak, cukup untuk kegiatan se wilayah.
Setelah beristirahat sejenak, dimulailah Sesi I dengan topik PeranKeluarga dalam Misi Agung Allah di dunia yang dibawakan Pdt. Indri Jatmoko dari GKJ Depok. Dengan menggunakan beberapa film tentang keluarga Pdt Indri menjelaskan bagaimana maksud, peran dan tugas keluarga.
Sesi ini berlanjut setelah makan siang, bahkan setelah acara Pemahaman Alkitab. Pendeta Indri kembali memaparkan peran penting keluarga. Menjelaskan tentang Fase-fase keluarga sampai apa kiat membina keluarga. Oleh Pak Indri dikemukakan “Kiat 3 A” yaitu Attention, Appreciation, Affection
Lagi-lagi menggunakan media film untuk memahamkan penjelasnya tentang peran keluarga.
Jam bobo siang diisi dengan Pemahaman Alkitab. Bahannya diambil dari Lukas 1:5-80. Inilah PA dengan bahan alkitab terpanjang. Uraian PAnya pun juga panjang. Oleh karena itu PA yang dibagi enam kelompokpun, hampir setiap kelompok tidak cukup waktunya, ini terbukti ketika tiap kelompok diminta kumpul lagi ada yang belum selesai. Intinya dalam PA tersebut kita belajar dari Kisah Zakaria dan Elizabeth. Bahwa “tidak ada yang mustahil bagi Tuhan’.
Sorenya diadakan Pemilihan Koordinator Wilayah. Ini yang tidak biasa. Dengan berakhirnya kepengurusan wilayah Depok Utara periode 2008-2010, diadakanlah pemilihan koordinator wilayah. Ada tiga calon yang cukup potensial yang sudah dimuat di “NK”. Mereka adalah Ibu Astiti Sri Rejeki, Ibu C dan Bapak warsito. Bak Pilkadal, pemilihan dilakukan secara langsung, dilakukan pencontrengan dan dihitung satu persatu suaranya disaksikan oleh warga Depok Utara. Pemilihan Koordinator Wilayah ini disaksikan juga oleh Pendeta Eddyson yang hadir sore harinya. Hasilnya adalah Ibu Astiti memperoleh 62 suara, lebih dari separo jumlah wilayah Depok Utara, dan didaulat sebagai Koordinator Wilayah Depok Utara yang baru dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya Bu Astiti, demikian panggulan akrabnya minta dukungan dan kerjasama warga wilayah Depok Utara agar program kerja yang akan dilaksanakan berjalan lancar. Mantan Majelis ini sudah sangat mengenal warga Depok Utara, karena sewaktu jadi majelis termasuk yang rajin kunjungan ke warga.
Sesi Kebaktian Penyegaran Iman yang dibawakan Pendeta Untung Wiyono dari GKJ Tanjungpriok lebih seru lagi. Pendeta yang sekarang bertugas di Salatiga sebagai Sekretaris Sinode GKJ itu dengan gayanya yang kocak mulai menjelaskan terjadinya keluarga. Keluarga itu disatukan oleh Firman Tuhan, dikuduskan oleh Firman Tuhan, dipelihara oleh Firman Tuhan, hidup oleh Firman Tuhan. Oleh karena itu jadikan Alkitab sebagai pusat kehidupan
keluarga
. Beberapa keluarga khususnya anak-anak ditanyai langsung oleh pak Untung perihal kebiasaan dalam keluarga.
Usai Kebaktian Penyegaran Iman yang sudah larut malam acara dilanjutkan dengan menikmati udara malam sambil membakar makanan penghilang hawa dingin. Dalam acara tertulis Barbeque dan Jagung Bakar, namun ada yang menamakan bakar-bakaran. Karena banyak yang dibakar antara lain daging kambing, jagung, dan ketela. Walaupun ada petugas khusus yang membakar, namun warga ingin membakar sendiri. Alhasil ada hasil bakaran yang masih setengah mateng. Tapi enak juga menikmati sate setengah mateng, demikian kata remaja putri yang menikmati sate dengan lahapnya. Jagung rebus juga ada bahkan paling cepat habisnya.
Setelah mengikuti Kebaktian Minggu dan sarapan warga wilayah Depok Utara mengikuti Jalan Sehat. Bergerak menyusuri jalan desa seputar Wisma LA. Jarak yang ditempuh memang tidak terlalu jauh, namun kondisi jalan yang naik turun terasa melelahkan juga. Peserta termuda baru berusia di bawah satu tahun. Di lokasi yang masih alami, melewati petak sawah, pematang dan jembatan bambu. Beberapa orang malah masuk ke dalam parit karena airnya nampak jernih.
Hari Minggu diadakan Kebaktian Minggu dengan liturgi sama dengan kebaktian Minggu GKJ Yeremia. Sebagai pengkotbah Pdt. Dr. Untung Wiyono. Selain menguraikan ayat-ayat leksionari seperti dalam liturgi, pendeta untung ternyata masih melanjutkan bahasannya tentang keluarga. Dalam kesempatan itu Pak Untung yang mengaku baru saja datang dari OKU, Lampung membawa oleh-oleh kaos bergambar ‘Orang Kana yang baik hati’ , CD dan Buku yang berjudul “Manajemen Gereja”. Semua oleh-oleh dari Lampung itu dibagikan kepada tiga warga Depok Utara.
Melengkapi kegiatan rohani dan kegembiraan Warga wilayah Depok Utara, panitia dan warga Wilayah Depok Utara serta Keluarga Bapak Djumadi Wiyono menyiapkan bingkisan kasih untuk warga seputar wisma. Pagi-pagi petugas membagikan kupon kepada warga yang membutuhkan. Siang harinya warga sekitar Wisma LA berbondong-bondong mendatangi Wisma. Banyak ibu-ibu dengan meggendong anak dan mengajak keluarganya menerima bingkisan kasih yang berupa sembako dan pakaian layak pakai. Ada 28 bingkisan yang dibagikan sebagai ungkapan syukur atas berkat yang dianugerahkan Tuhan kepada warga Wilayah Depok Utara.
Yang tidak kalah menariknya adalah lomba menangkap ikan. Keluarga Pak Djumadi sudah menyiapkan sebuah kolam yang diisi ikan emas untuk arena Lomba menangkap ikan. Mulanya warga enggan masuk kolam yang berair coklat itu. Pak Leo, pak Warsito, bu Puji, bu Diah yang memulainya. Menangkap ikan dengan air yang cukup banyak sulit juga, namun ketika airnya berkurang dan ikannya mulai mabuk, akhirnya ketangkap juga. Melihat ikan cukup banyak, warga beramai-ramai menceburkan diri ke kolam. Warga berebut menangkap ikan, hasilnya cukup banyak dan langsung digoreng siang itu juga.
Selagi bapak, ibu dan warga dewasa mengikuti ceramah. Anak-anak sampai remaja mempunyai acaranya sendiri. Mereka bermain kuis rohani menebak nama dalam Alkitab dengan dipandu Ibu Warsini. Menempati ruangan atas Wisma mereka berdiskusi sambil membuka Alkitab masing-masing. Bagi anak dan remaja putra yang ditunggu-tunggu adalah bermain bola. Lapangan di samping villa cukup untuk bermain bola. Uniknya mereka bermain bola bersama remaja desa sekitar villa, berbaur bermain bola bersama.

Sejarah GKJ Yeremia


Pembangunan Perumnas pertama di Indonesia oleh pemerintah tahun 1976 sedikit banyak menjadi tonggak bersekutunya para orang percaya kepada Kristus di daerah Depok dan sekitarnya. Warga jemaat GKJ Kebayoran Baru yang bermukim di Depok semakin bertambah dengan dibangunnya lagi Perumnas II Depok Tengah dan Perumnas Depok Timur.
Bersamaan dengan pembangunan massal perumahan sederhana itu, Perum Perumnas juga menyediakan lokasi sarana peribadatan. Tahun 1978, tepatnya tanggal 21 Mei 1978 Majelis Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kebayoran Baru melaksanakan upacara peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja GKJ Kebayoran Baru di Depok. Kebaktian upacara tersebut dilayani oleh Pdt. Soetarman STh dan yang meletakkan batu pertama yaitu Ny. Soekestri Wirjoprawiro sebagai warga GKJ Kebayoran yang dianggap paling tua.
Setelah kurun waktu satu tahun pembangunan tersebut dapat diselesaikan dan diresmikan pembangunannya pada hari Minggu, 4 Juni 1979. Dalam upacara peresmian ditandai dengan Kebaktian Syukur yang dilayani oleh Pdt. Soetarman STh. dan sekaligus pentahbisan Pdt. Harsono BTh. Sebagai pendeta kedua dari GKJ Kebayoran Baru. Pendeta Harsono BTh. sebelumnya melayani salah satu jemaat Kristen di Propinsi Bengkulu. Setelah peresmian gedung gereja GKJ Kebayoran Baru yang lokasinya di Jalan Melati Raya No. 1A Depok Jaya di lingkungan Perumnas Depok I, maka secara nyata jemaat GKJ Kebayoran Baru memiliki rumah ibadah sendiri. Kalau ibadah pagi dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB di gedung gereja Jl. Melati Raya No. 1A Depok I sedang ibadah sore bagi jemaat GKJ Kebayoran Baru dilaksanakan pukul 16.00 WIB di gedung gereja milik GKI Kebayoran Baru yang lokasinya di Jalan Panglima Polim I No. 51a Jakarta Selatan.
Dengan berjalannya waktu maka Majelis GKJ Kebayoran Baru meningkatkan status Wilayah 16/ Depok menjadi pepanthan (cabang) dari GKJ Kebayoran Baru pada tanggal 1 Januari 1984. Kegiatan dalam rangka pembinaan persekutuan dan kesaksian serta pelayanan dilakukan seperti di gereja induk. Ibadah dilakukan setiap minggu sekali pada pukul 08.30 dengan pengantar Bahasa Indonesia kecuali Minggu ke-4/ terakhir menggunakan pengantar Bahasa Jawa. Sejak saat itu pula diberi kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri termasuk dalam ibadah dan keuangan.
Sejarah GKJ Kebayoran Baru terus berjalan dan pada tanggal 29 Nopember 1985 atas karunia dan berkat Tuhan Yesus, Majelis dapat meresmikan pemakaian gereja baru GKJ Kebayoran Baru di Pondok Indah Jakarta Selatan. GKJ Kebayoran baru cabang Depokpun diganti namanya menjadi GKJ Nehemia Cabang Depok di Depok I.
Seiring dengan berjalannya waktu dan meningkatnya jumlah warga, maka pada tanggal 4 Juni 1993 Majelis GKJ Nehemia Pondok Indah mendewasakan GKJ Nehemia Cabang Depok dengan nama GKJ Yeremia di Depok I.  dengan Pendeta Harsono BTh. ditunjuk sebagai pendeta konsulennya sesuai dengan Keputusan dari Persidangan Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Tegal.
Karena keperluan pelayanan yang begitu mendesak, maka Majelis GKJ Yeremia dengan bimbingan pendeta konsulen memproses pencarian calon pendeta yang akhirnya bertemu dengan  Pdt. Eddyson SWN, STh yang pada saat itu masih melayani di GKJ Sampangan Kradenan Semarang.  Akhirnya Majelis GKJ Yeremia memanggil Pdt. Eddyson Saptanto Wahyu Nugroho Sth menjadi gembala sidang dengan persetujuan Majelis Jemaat GKJ Sampangan Kradenan Semarang, dan ditahbiskan pada tanggal 31 Oktober 1993.
Pada awal dewasanya GKJ Yeremia hanya mempunyai tiga wilayah pelayanan yaitu Wil. Depok I, Wil. Depok Utara dan Wil. Depok Timur-Tengah. Perkembangan daerah pemukiman baru di wilayah Sawangan, menjadikan wilayah pelayanan bertambah satu lagi yaitu Wil. Sawangan sehingga GKJ Yeremia mempunyai empat wilayah pelayanan.
Tahun 2004 GKJ Yeremia mendapat tugas Klasis Jakarta Bagian Barat melayani “jemaat marenco” (jemaat dari berbagai GKJ yang terpisah-pisah wilayah pelayanannya) agar diadakan kebaktian dan kegiatan bersama di daerah Sawangan dan sekitarnya. Karena semakin berkembang maka Wilayah Sawangan pada tahun 2007 mulai mengadakan kebaktian tersendiri minggu I setiap bulannya.

Jumat, 04 Juni 2010

MENGHADIRI PASKAH ADIYUSWA SE –SINODE GKJ 2010 SAMBIL BERDARMAWISATA | GKJ Yeremia

MENGHADIRI PASKAH ADIYUSWA SE –SINODE GKJ 2010 SAMBIL BERDARMAWISATA: "
Perayaan Paskah Adiyuswa se Sinode GKJ 27 Mei 2010

Pagi-pagi benar Selasa, 25 Mei 2010 rombongan Forum Komunikasi Adiyuswa (FKA) Klasis Jakarta Bagian Barat sudah siap berangkat ke Jawa Tengah dengan tujuan utama menghadiri Paskah Adiyuswa Se-Sinode 2010 di Purwokerto. Kesempatan ini oleh para adiyuswa juga digunakan untuk berdarmawisata di daerah Kebumen dengan lima bus besar. Ada yang berangkat langsung dengan rombongan bus dari gereja masing-masing, juga ada yang berkumpul dulu di GKJ Nehemia, Pondok Indah. Tiga bus besar rombongan dari GKJ Nehemia, GKJ Yeremia, GKJ Depok dan GKJ Pamulang, GKJ Tangerang bersama-sama berangkat menyusuri jalur selatan. Jalur Selatan setelah Bandung yang dikenal berkelok-kelok membuat beberapa ibu adiyuswa pusing dan mabuk, namun setelah menempuh perjalanan 11 jam sampailah di penginapan yang dituju di Hotel Van der Wijck Gombong, Kab. Kebumen pukul 18.00.
Di Hotel yang cukup luas ini, rombongan menginap dua malam. Benteng Van der Wijck menjadi obyek wisata pertama. Benteng Peninggalan Belanda ini, diperkirakan dibangun tahun 1818, pada masa perang Diponegoro (1825-1830), kini menjadi obyek wisata sejarah dan tempat rekreasi keluarga khususnya anak-anak. Di tempat ini rombongan FKA dapat melihat benteng yang sangat kuat, dengan atap yang terbuat dari batu bata merah, dibuat menyerupai bukit-bukit kecil dan tembok sangat tebal sehingga ideal untuk pertahanan dan mengintai musuh. Di tempat ini pula sebagian rombongan FKA berkeliling menggunakan kereta mini berkeliling beteng dan sebagian lagi mencoba naik kereta di atas benteng.
Di hotel ini, pada setiap menjelang makan malam rombongan dikumpulkan panitia di sebuah ruangan besar yang dapat menampung semua peserta untuk renungan singkat dan agar saling mengenal di antara warga sembilan gereja Klasis Jakarta Bagian Barat yang berjumlah lebih kurang 260 orang ini. Bahkan pada malam terakhir menginap diadakan Renungan malam oleh Pdt. Wurihanto Handoyo Adi dari GKJ Grogol. Pendeta Wuri mengemukakan bahwa ‘hati yang gembira adalah obat’ (Amsal 17:22). Para adiyuswa harus dapat menikmati hidup dengan gembira. Di masa tuanya para adiyuswa juga diharapkan dapat lebih arif dan bijaksana. Seperti malam kesenian, juga ditampilkan paduan suara hasil latihan selama perjalanan di bus 3. Walaupun hanya latihan di bus, paduan suara ini cukup kompak. Pihak Hotel juga menampilkan tari-tarian muda mudi dari SMPN 1 Gombong dan nyanyian solo rohani dan keroncong. Melengkapi kegembiraan adiyuswa malam itu, atas prakarsa Ketua Panitia Bapak Singgih Suyatno, diadakan pengumpulkan persembahan untuk disampaikan kepada Panti Asuhan di sekitar Gombong melalui pengelola Hotel. Jumlah yang terkumpul Rp. 1.374.000,- tentunya dapat membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Hari kedua di Gombong diisi dengan mengunjungi daerah wisata lain di Kab. Kebumen yaitu Waduk/ Bendungan Sempor dan Gua Jatijajar. Di Waduk Sempor yang terletak 5 km utara Gombong, rombongan dapat melihat bendungan pertama di Jawa Tengah yang bermanfaat untuk mengairi sawah pertanian dan obyek rekreasi memancing dan wisata perahu. Walau sempat diguyur hujan, namun tidak menghalangi niat para adiyuswa untuk bersuka cita. Di Gua Jatijajar yang terletak 23 km selatan Gombong ini, rombongan menikmati gua alam yang indah. Di dalam gua ini terdapat sungai bawah tanah yang masih aktif yang ditandai dengan adanya beberapa sendang di bawah lorong terbuka gua ini. Dari fenomena alam ini mengingatkan kita betapa indahnya ciptaan Tuhan untuk senantiasa mengucap syukur kepadaNya. Umumnya sebagian rombongan sudah pernah ke gua ini, namun katanya sekarang lebih indah dengan fasilitas yang lebih memadahi dengan adanya tangga, lampu dan patung legenda daerah setempat.
Hari terakhir di Jawa Tengah, menghadiri Paskah Adiyuswa se-Sinode GKJ tahun 2010 di GOR “Satria” Purwokerto. Berangkat dari penginapan jam 06.00 rombongan termasuk yang datang duluan. Menempati sisi kiri panggung rombongan berkaos putih dan hijau itu tampak berbeda dengan peserta lain yang umumnya menggunakan batik. Mengikuti Ibadah Pembukaan Paskah Adiyuswa 2010 dipimpin oleh Pdt. Dr. Christian Soetapa menggunakan bahasa Banyumasan. Logat bahasa ini bagi orang Jawa umumnya agak lucu kedengarannya, namun masih dapat mengikuti isi kotbahnya. Sekali-sekali pengkotbah melontarkan istilah banyumasan yang menyegarkan. Bupati Banyumas Bapak Mardjoko juga memberikan sambutan. Dalam sambutannya Bupati Banyumas menekankan tiga hal dalam falsafah Jawa yaitu ‘temata’, “temua’ dan ‘ rumangsa’. Sambutan yang seringkali diselingi humor ini mendapat sambutan hangat dari jemaat yang hadir.
Sesuai jadwal, bahwa Paskah Adiyuswa sampai pukul 13.00 rombongan FKA Klasis Jakarta Bagian Barat sudah bersiap kembali ke Jakarta. Berbeda dengan berangkat, rombongan melewati jalur Pantura. Perjalanan ternyata cukup lancar dan lebih cepat dibandingkan dengan keberangkatan. Sempat mampir di beberapa tempat peristirahatan di jalan tol, akhirnya rombongan sampai dengan selamat di gereja sekitar pukul 22.40 (Bus 1).

I. Pratomojati
GKJ Yeremia Depok
"

PENGURUS BARU SEMANGAT BARU | GKJ Yeremia

PENGURUS BARU SEMANGAT BARU: "
PENGURUS KOMISI ADIYUSWA YANG BARU



Di antara komisi kategorial yang sering mendapatkan pujian dari pendeta dan jemaat GKJ Yeremia Depok, Jawa Barat adalah Komisi Adiyuswa. Mengapa demikian? Karena Komisi Adiyuswa yang paling rajin dan konsisten dalam menjalankan kegiatan pelayanannya. Kegiatan yang dilaksanakan sederhana namun mengena dan terlaksana. Kebaktian khusus adiyuswa tiap hari Sabtu minggu I dan III dapat berjalan sepanjang tahun. Kunjungan ke warga adiyuswa yang sakit, duka cita dan jarang bergereja juga diprogramkan. Di bidang kesenianpun demikian, secara rutin eyang putri dan eyang kakung rajin latihan paduan suara untuk mengisi pujian dalam kebaktian minggu.

Dalam kerjasama antargereja juga tergolong aktif. Persekutuan kaum adiyuswa di klasis Jakarta Bagian Barat terbina dengan baik. Tahun 2006 GKJ Yeremia pernah menjadi tuan rumah temu adiyuswa antar GKJ dan GKI Klasis Jakarta. Sebagian warga adiyuswa juga aktif mengikuti kebaktian rutin yang diadakan Komisi Wanita PGIS Depok.

Mengawali tahun pelayanan 2010 ini Komisi Adiyuswa berganti pengurus. Setelah tiga tahun melayani, pengurus lama menyerahkan kepemipinannya kepada pengurus baru. Pengurus baru yang terdiri dari 15 orang itu diketuai oleh Bapak Soemardi. Dilantik tanggal 14 Maret 2010 dalam kebaktian minggu. Jenis kegiatan yang diprogramkan cukup banyak. Mulai dari PA, PD dan Retreat, Kunjungan ke wilayah/ keluarga, Kesenian dan olah raga, Kesehatan, wirausaha dan rapat pengurus. Yang sedang dipersiapkan Komisi Adiyuswa saat ini adalah mengikuti Perayaan Paskah Adiyuswa Sinode GKJ yang direncanakan berlangsung di Purwokerto bulan Mei 2010 yang akan datang.

"

PELATIHAN EASYWORSHIP GKJ YEREMIA | GKJ Yeremia

PELATIHAN EASYWORSHIP GKJ YEREMIA: "
Suasana Pelatihan Easyworship (17/3)

Kebutuhan sarana kebaktian GKJ Yeremia perlu terus ditingkatkan. Setelah hampir 5 tahun GKJ Yeremia menggunakan LCD Projector sebagai alat bantu kebaktian, maka Minggu 21 Maret 2010 sehabis kebaktian pagi, giliran para petugas LCD yang dikembangkan pengetahuannya. Jika selama ini masih banyak petugas yang menggunakan PowerPoint, maka pelatihan hari Minggu itu dikhususkan untuk program Easyworship (EW), suatu program yang dikhususkan untuk kebaktian/persekutuan di gereja.
Acara yang dipandu oleh Bapak Immanuel Lilik P itu diikuti oleh 16 petugas LCD dan warga jemaat yang beminat. Oleh Mas Lilik demikian panggilan akrabnya dijelaskan kelebihan dan keuntungan menggunakan easyworship. Dibandingkan dengan program lain, jika digunakan untuk acara kebaktian/ persekutuan wilayah/ mahasiswa program EW lebih mudah, cepat penyiapannya dan jelas hurufnya. Tayangan pujian/ lagu lebih mudah pembuatannya, apalagi jika sudah mempunyai database lagu. Kelebihan lain EW adalah mampu menayangkan ayat Alkitab dari berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia. Juga dimungkinkan menayangkan film atau klip video buatan sendiri. Yang belum dicoba adalah jika kebaktian di ‘siar’ kan langsung melalui handycam/ kamera. Ada rencana Tim kebaktian mencoba program ini dalam perayaan Paskah nanti yang waktunya sudah semakin mendekat.
Setelah itu diadakan bimbingan cara membuat presentasi/ tayangan kebaktian. Peserta tampak antusias, dengan laptopnya masing-masing mencoba membuat tayangan liturgi kebaktian. Sementara yang lain masih belajar easyworship, mas Ignat sibuk dengan membetulkan wireless Prolinknya. Masih ada kendala penggunaan wireless ini, karena jika dipakai belum normal antara lain : sinyalnya sering putus, gambar tidak bergerak dan tidak semua laptop menangkap sinyal di seputar dalam gereja.
Setelah hampir dua jam latihan acara diselingi makan siang, dan dilanjutkan dengan setting laptop untuk wireless. Mudah-mudahan dengan pelatihan ini pengetahuan petugas LCD bertambah dan semangat melayani dalam kebaktian di gereja semakin baik. Semoga!!
(prj)
"

JEMAAT SEHAT GEREJAPUN KUAT | GKJ Yeremia

JEMAAT SEHAT GEREJAPUN KUAT: "
Bendera Start dikibarkan oleh Pendeta Eddyson





Liputan Jalan Sehat Keluarga Wil. Depok Utara

Ungkapan “Kesehatan Pangkal Kesuksesan” ada benarnya. Seseorang bisa sukses jika didukung oleh fisik yang sehat. Sebaliknya kesuksesan orang akan terkendala jika tidak didukung oleh kesehatan badan dan rohaninya. Demikian antara lain yang mendasari Wilayah Depok Utara GKJ Yeremia Depok melaksanakan program tahunannya yakni “Jalan Sehat Keluarga” atau jalan santai Selasa, 16 Maret 2010 pas libur nasional. Jika warga jemaat sehat, gerejapun sebagai umat persekutuan di dalam Kristus juga akan kuat.

Mengambil rute seputar Depok Utara lebih kurang 4 km, acara ini diikuti 47 warga yang meliputi semua ketegorial umur. Mulai bayi umur satu tahun hingga kakek/nenek. Hana demikian panggilan akrabnya, putri kel Ignat Deswanto yang berusia satu tahunan merupakan peserta termuda, dengan keretanya ia menikmati dorongan bapak/ibunya. Demikian juga Bapak Soemardi sebagai peserta paling sepuh mengambil posisi paling depan dalam start. Sebelum start diadakan senam pemanasan dipimpin oleh Bapak Sigit Soegito dan doa oleh Bapak Pendeta. Pukul 06.30 rombongan dilepas oleh Pendeta Eddyson SWN dengan kibaran bendera. Peserta berjalan santai menyusuri jalan Perumnas Depok Utara. Bermula di Jalan Halmahera – Jalan Ketimun – Jalan Kramat Jaya 2 – masuk jalan kampung terus sampai ke Perumnas Depok Utara lagi. Jalan yang dipilih tidak selalu datar dan baik. Karena malam hari sebelumnya hujan ada jalan yang becek. Menjelang masuk Perumnas Depok Utara menuruni lembah dan kemudian naik dengan kemiringan cukup curam.

Rombongan memasuki finish pukul 07.30. Ada hal yang lucu, rombongan terdepan ternyata tidak mematuhi rambu/ petunjuk arah panitia. Memasuki Perumnas Depok Utara umumnya jalan-jalan sudah dikenal, seharusnya dari Jalan Kalimantan masih lurus agar jarak tempuh mencapai 4-5 km. Ee..ternyata karena sudah kenal arah finisnya rombongan terdepan langsung belok jalan Hamahera menuju finish di depan rumah Bapak Tjahyo Samawi. Untung kegiatan ini bukan lomba, jika lomba pasti semua peserta sudah didiskualifikasi…!

Masuk finish peserta disambut dengan minuman kacang hijau dan makanan non-kolesterol lainnya, ada ubi, singkong, pisang, kacang - rebusan semua. Ibu-ibu tampak sigap menyiapkan ‘ubo rampe”nya. Acara yang ditunggu-tunggu adalah pembagian doorprize. Semua peserta dipanggil. Semua dapat kupon, namun tidak semua beruntung, karena banyak tulisan kupon tertulis “Anda belum beruntung”. Yang beruntung segera membuka hadiahnya yang beragam isinya. Ini adalah acara jalan santai yang kedua dilakukan oleh Wilayah Depok Utara. Dijadwalkan tahun ini berlangsung dua kali. Banyak yang mengusulkan kegiatan serupa yang akan datang menempuh jarak yang lebih jauh dan mengambil rute di kampus hijau UI, karena udara dan lingkungannya masih segar dan sudah ada track untuk jalan kaki, mengitari kampus lebih kurang 6-7 km. Sampai jumpa pada acara jalan sehat berikutnya…

(prj)

"

PENTINGNYA PERSIAPAN BAGI PETUGAS KEBAKTIAN | GKJ Yeremia

PENTINGNYA PERSIAPAN BAGI PETUGAS KEBAKTIAN: "
Menjadi Petugas Kebaktian

Masih ingat peristiwa “lupa” dinyanyikannya Lagu Indonesia Raya dalam Sidang MPR/DPR RI beberapa bulan yang lalu. Di peristiwa kenegaraan seperti itu saja Lagu kebangsaan yang merupakan lagu wajib dinyanyikan bisa lupa, padahal sudah ada tata urutan yang baku. Itulah pentingnya persiapan. Orang sering menyebut geladi bersih atau pelatihan umum terakhir sebelum pelaksanaan.
Di gereja pun demikian. Kita punya liturgi yang urutannya sudah jelas, unsur apa yang harus ada dalam liturgi sudah baku. Namun dalam pelaksanaannya masih sering dijumpai kekeliruan petugas kebaktian yang sebenarnya tidak perlu terjadi kalau sebelumnya sudah dipersiapkan dengan matang. Memang GKJ Yeremia dirasakan ‘lebih maju’ dibandingkan dari GKJ lainnya dilihat dari pembagian petugas kebaktian. (Penulis sewaktu liburan Natal 2009 mengikuti kebaktian di daerah, petugas kebaktian masih dipimpin langsung oleh pendeta/ pengkotbah). Sudah lebih dari lima tahun terakhir GKJ Yeremia menggunakan liturgi sendiri. Ada liturgi Minggu I-V yang digunakan setiap bulannya (GKJ lain banyak yang hanya Minggu I-III). Dalam kebaktian tiap minggu selalu ada pembagian tugas kebaktian. Majelis ada petugas pengkotbah, pengantar, liturgos, petugas persembahan, penghitung jemaat dan penerima tamu. Unsur jemaat ada petugas organis, pemandu lagu, petugas LCD, kolektor persembahan, petugas sound system dll. Jadi, dari sisi pembagian tugas majelis dan jemaat dalam kebaktian sudah komplit. Tinggal persiapan petugas yang perlu lebih disiapkan. Mengapa harus lebih disiapkan dengan baik? Karena dalam gereja/ kebaktian apa yang kita lakukan bukan semata-mata untuk manusia tetapi untuk melayani Tuhan. Jadi apa yang kita lakukan dalam kebaktian adalah yang terbaik. Adanya pembagian tugas dalam kebaktian di GKJ Yeremia Depok, merupakan ajang pembelajaran untuk dapat tampil dan berkreasi sebaik mungkin. Kebaktian tidak dimonopoli pengkotbah, masing-masing petugas dapat menunjukkan penampilan primanya di hadapan Tuhan dan jemaat. Jemaatpun juga demikian, sampai di gereja handphone disetel ‘silent’ atau getar saja. Tidak perlu dimatikan, karena ke depan banyak yang membawa HP tidak hanya untuk telepon tetapi juga berisi Alkitab yang bisa dibaca setiap saat/ dibaca sewaktu kebaktian. Sistem leksionari mengharuskan jemaat membuka Alkitab lebih cepat dan berulang-ulang, alat elektronik/ netbook/HP adalah salah satu jawabannya. Jemaat juga menjadi pengamat yang baik, siapa tahu dikemudian hari akan menjadi majelis atau petugas kebaktian.
Jangan pernah merasa sudah ahli, sudah berpengalaman, tidak perlu belajar lagi, tidak mungkin membuat kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna, artinya persiapan sebelum pelaksanaan tetap diperlukan. Oleh sebab itu para petugas kebaktian dapat menyiapkan beberapa hari sebelumnya. Untuk petugas yang memerlukan pilihan kata yang baik, jika perlu ditulis. Sebagai petugas membaca tulisan yang seharusnya diucapkan bukan merupakan sesuatu hal yang ‘haram’. Ini penting agar tidak ada poin-poin yang terlewat dan menambah kepercayaan diri. Para petugas khususnya dari majelis juga perlu konsisten. Misalnya dalam liturgi tertulis ‘jemaat berdiri’, maka harus dipersilakan berdiri, karena petugas lain (LCD) biasanya juga sudah menyiapkan tayangan ‘jemaat dipersilakan bediri’. Jangan lupa mempersilakan duduk kembali jika sudah selesai. Jika ini tidak dilakukan akan timbul kebingungan dalam jemaat, ini duduk atau berdiri, mengikuti liturgi atau petugas? Hal sepele seperti ini seringkali jadi ‘rerasan’ di antara jemaat. Intinya persiapan, koordinasi di antara petugas tetap diperlukan. Juga antara organis, pemandu lagu dengan petugas LCD, perlu kejelasan lagu yang dinyanyikan, khususnya untuk nyanyian yang sulit atau yang dinyanyikan berulang-ulang.
Majelis atau tim pendukung kebaktian bisa berinisiatif mengadakan ‘geladi bersih bersama’ petugas kebaktian setiap Sabtu malam. Dengan demikian malam minggu gereja akan ramai didatangi petugas kebaktian, latihan vocal group, paduan suara, organis, petugas LCD dll. Kegiatan ini secara tidak langsung merupakan ajang koordinasi bagi para petugas, saling memberikan masukan dan kritik yang membangun untuk kelancaran kebaktian. Apalagi, bukan tidak mungkin tahun 2010 ini sebagai pengembangan adanya LCD Projector akan dilakukan penayangan secara langsung/ live melalui handycam atau kamera statif, sehingga diperlukan kesiapan petugas kebaktian yang lebih baik lagi.
(prj)
"